Buku ngaji Iqra': sho, ma dho - qo-ro-na Oleh: Lukni An Nairi KANDANK WARAK - Di belahan dunia ini, negara Indonesia me...
![]() |
Buku ngaji Iqra': sho, ma dho - qo-ro-na |
Oleh: Lukni
An Nairi
KANDANK
WARAK - Di belahan dunia ini, negara Indonesia merupakan negara besar yang
memiliki beragam budaya dan agama. Sehingga wajar saja jika sekarang Indonesia dikategorikan negara maju oleh Amerika. Selain
itu tingkat keimanan pemeluk agama jika dibandingkan dengan negara lain,
Indonesia menempati peringkat tertinggi.
Tingkat
keimanan orang-orang Indonesia itu sudah tingkat makrifat. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya virus corona, kita menanggapi corona covid-19 dengan
santai, canda, dan sendau gurau. Sebab kita meyakini firman Tuhan bawasanya
kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan sendau gurau.
Coba rasakan
sensasi virus corona baik di media sosial maupun tempat-tempat nongkrong. Bahwa
corona itu sebuah komunitas yakni community rondo merana.
Bahkan sudah ada
lagunya berjudul Corona yang dinyanyikan Alvi Ananta. Selain itu juga Corona
hanyalah merk mobil, corona itu coro nakal, virus corona sangat berbahaya dari
cina tapi lebih berbahaya lagi virus carlota.
Saking
tingkat keberagamaannya tinggi menyatakan kalau virus corona itu sudah
termaktub dalam kitab iqra. Sebagaimana kata Ustadz corona adalah tentara Allah.
Ini semua menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia tidak memiliki rasa takut dengan
virus corona.
Ya…kita
hanya takut kepada Allah Swt. Jika kita takut dengan virus corona, nanti bisa
masuk kategori syirik. Sungguh luar biasa bangsa ini memiliki tingkat keimanan
yang melebihi bangsa-bangsa di belahan dunia ini.
Meski
Presiden Jokowi telah mengumumkan ada dua orang yang tertular virus corona, itu
tidak akan memiliki pengaruh besar terhadap tingkat keimanan. Tidak mungkin
juga akan menimbun masker, hand sanitizer dan sembako hanya karena virus
corona.
Kita adalah
bangsa yang tidak takut virus corona, wajar saja arahan Presiden lebih mementingkan
kemajuan negara ini bukan orang-orang semacam saya ini. Lihat saja, Presiden
dan Menteri Pariwisata Wishnutama sampai
berani menyewa inflencer Rp. 72 Miliar untuk promosi wisata akibat dampak virus
corona.
Luar biasa
kan, bahkan Presiden pada rapat terbatas mengenai lanjutan pembahasan dampak
virus corona terhadap perekonomian negara Indonesia mengarahkan empat hal
yakni, pertama untuk menyiapkan seluruh instrumen, baik moneter maupun
fiskal, untuk digunakan dalam rangka memperkuat daya tahan dan daya saing
ekonomi negara kita. Kedua, memaksimalkan kegiatan konferensi dalam
negeri, MICE (meeting, incentive, convention and exhibition), serta tingkatkan
promosi untuk menyasar ceruk pasar wisman yang mencari alternatif destinasi
wisata karena batal mengunjungi RRT, Korea, dan Jepang.
Ketiga,
percepat belanja kementerian dan lembaga serta realisasikan belanja APBD di
daerah masing-masing dan kelima, prioritaskan langkah-langkah untuk menurunkan
defisit neraca transaksi berjalan dan neraca perdagangan secara efektif, serta
lakukan kontrol di lapangan sehingga bisa menekan impor.
Amerika
benar, bahwa negara tercinta Indonesia memang negara maju. Wajar saja persoalan
ekonomi menjadi prioritas, sedangkan rakyat Indonesia tetap teguh dan
berpendirian kuat bahwa yang layak ditakuti adalah Allah.
Perekonomian
kita memang masih bergantung pada sektor nonindustri dan sektor jasa modern
sehingga salah satu point pentingnya wisata Indonesia wajib berjaya. Jangan
kaget kalau nanti saking syariahnya, ada destinasi wisata flu dan corona
syariah center. Mulailah dari sekarang menjadi influencer untuk mengumpulkan
air liur, upil, ingus, dan amatilah perubahan warna ingusmu.
Ya...bisa jadi kaidah umum mitigasi resesi
ekonomi adalah bagaimana meningkatkan daya beli masyarakat dan menarik
wisatawan asing. Bangsa Indonesia hanya takut kepada Allah, bukan virus corona.
Maka bacalah
puisi WS Rendra yang berjudul Rick Dari Corona.
03/03/2020
Video pilihan: