Alissa Wahid meresmikan Gusdurian Peduli di Auditorium Kampus USM Semarang/Foto: @nuhabmutjab KANDANK WARAK - Koordinator Nasional J...
![]() |
Alissa Wahid meresmikan Gusdurian Peduli di Auditorium Kampus USM Semarang/Foto: @nuhabmutjab |
KANDANK WARAK - Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid meluncurkan program kegiatan yang diberi nama Gusdurian Peduli. Secara simbolis peluncuran Gusdurian peduli dengan memukul gong sebanyak sepuluh kali.
Putri sulung Gus Dur menyampaikan Tausyiah Kebangsaan di acara peringatan Haul Gus Dur Kesepuluh yang diselenggarakan Gusdurian Semarang, PCNU Kota Semarang, dan beberapa elemen se-Kota Semarang, acara berlangsung di Auditorium Kampus Universitas Semarang, Senin (17/02/2020),
Alissa, sapaan akrabnya
mengungkapkan Gus Dur memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan setiap manusia
dari penindasan-penindasan. Apakah yang mengalami penindasan itu dialami
minoritas maupun mayoritas, tapi keadailan jadi bukan mayoritas maupun
minoritas.
Alissa Wahid mengatakan
bahwasanya momen Haul Gus Dur adalah hadiah terbesar bagi keluarga Gus
Dur. Lebih dari gelar kehormatan apapun. Termasuk gelar pahlawan yang disebut
banyak orang.
“Sedangkan budaya bagi
Gus Dur bukan soal simbol belaka. Budaya adalah pesan di balik simbol yang
ditunjukkan. Itulah yang membuat Gus Dur sangat menikmati seni pertunjukkan
kebudayaan, seperti wayang kulit,” tutur Alissa
Peringatan Haul Gus Dur
di Semarang ini menjadi rangkaian Roadshow Satu Dekade Haul Gus Dur Alissa
Wahid. Gelar satu dekade dibuka dengan musik rebana, dilanjutkan dengan
dengan pembacaan tahlil oleh Ketua Syuriah PCNU Kota Semarang KH Hanif Ismail.
Tidak ketingalan Ketua
PCNU Kota Semarang Anasom menyanyikan tembang-tembang Jawa dan memberikan makna
dari tetembang tersebut. Acara pembukaan ini diakhiri dengan sastra pertunjukan
dari Ketua Kandank Warak Lukni Maulana An Nairi yang menyajikan tampilan
mengkritisi persoalan lingkungan dan sosial kemasyarakatan. (Sumber: NU Jateng)
Video pilihan: